SIMEULUE – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan pemerintah kabupaten Simeulue telah memicu berbagai reaksi dari masyarakat.
Meskipun acara ini bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad S.A.W dan menguatkan nilai-nilai agama, pelaksanaannya kali ini menuai sorotan tajam terkait aspek konsumsi dan tata tertib acara.
Maulid Nabi yang diselenggarakan pemerintah Simeulue itu diperkirakan mengundang sekitar 2000 masyarakat dan instansi terkait yang kemudian juga pemerintah telah menyediakan Kuah Beulangoeng sebanyak 25 kuali yang dibagikan kepada warga.
Hal itu, disampaikan salah satu warga dilapangan yang tidak ingin disebutkan namanya kepada opsipedia.id, Rabu 09 Oktober 2024.
Ia mengatakan bahwa, pihaknya telah berhadir sejak pukul 09:45 dilapangan alun-alun pendopo untuk menghadiri undangan Maulid Nabi SAW. Namun, hingga menjelang sore kuah beulangoeng tidak dapat dirasakan.
“Katanya ada kuah beulangoeng, eh ternyata kami harus makan ke warung,” timpalnya.
Kritikan juga mengarah pada panitia pembagian yang tidak merata. Bahkan, banyak tamu undangan tidak mendapatkan bagian. Tak hanya itu, undangan yang telat berhadir tidak mendapatkan tempat duduk.
“Bukan Kuah Beulangong ini bang tapi kuah bengong. Banyak tamu undangan tidak dapat nasi, yang telat duduk dibawah tenda. Nol kosong kami kecewa,” ungkapnya.
Dari segi pelaksanaan, meskipun acara dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat Simeulue banyak warga yang menganggap penyelenggaraan tidak memenuhi harapan.
Pengunjung lainnya juga melaporkan kepada opsipedia.id bahwa tata acara tidak terorganisir dengan baik, yang mengakibatkan ketidaknyamanan saat berlangsungnya kegiatan.
“Rencana yang disusun terlihat kurang matang, sehingga banyak momen penting yang terlewat,” pungkasnya.