Workshop Edukasi & Motivasi: Membangun Harapan, Menyalakan Kekuatan dari Dalam

Banda Aceh — Workshop bertema “Edukasi & Motivasi: Mendampingi dengan Cinta, Melawan dengan Ilmu” yang digelar di Aula Dinas Sosial Aceh pada Minggu pagi (25/5/2025), menjadi ruang penyembuhan emosional sekaligus pencerahan spiritual bagi puluhan peserta yang hadir, khususnya bagi para pendamping pasien kanker, pengidap kanker, dan pasien kanker itu sendiri yang ingin menata ulang pola pikir untuk hidup lebih sehat dan bahagia.

Diselenggarakan oleh MBA Academy berkolaborasi dengan YMKBI (Yayasan Melawan Kanker Bersama Indonesia), acara ini berlangsung hangat dan penuh makna sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Acara ini turut difasilitasi oleh Dinas Sosial Aceh dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Sosial Aceh, Dr. Muslem Yacob, S.Ag., M.Pd.

Workshop ini juga didukung oleh para mitra seperti Madu Sorai, Dewiza Pizza, dan Pure Life, yang turut berpartisipasi dengan memberikan souvenir kepada peserta.

“Obat Terbaik Ada Dalam Diri Kita” – Pesan Mendalam dari Kepala Dinas Sosial Aceh

Dalam sambutannya, Dr. Muslem Yacob menyampaikan refleksi spiritual dan pengalaman pribadi yang menyentuh hati. Ia menegaskan bahwa penyakit bukanlah akhir, tetapi justru titik balik untuk menemukan kekuatan sejati dalam diri sendiri.

“Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya, kecuali kematian,” ucapnya tegas.
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka sendiri yang mengubahnya. Maka, keyakinan adalah separuh dari kesembuhan.”

Beliau lalu menceritakan pengalaman istrinya yang telah menjalani tiga kali operasi kelenjar getah bening, hingga akhirnya divonis mengidap limfoma, namun tetap bertahan dengan semangat dan pengobatan yang konsisten. Kini, sang istri telah sembuh dan kembali sehat.

“Istri saya tidak pernah pesimis, dan saya belajar darinya: bahwa imun itu bukan sekadar fisik, tapi juga batin. Obat dari dokter itu 30 persen, selebihnya 70 persen berasal dari kekuatan diri sendiri.”

Dengan nada tegas namun penuh empati, beliau menutup sambutannya dengan kata-kata penuh makna:

BACA JUGA  Optimis Paparkan Visi-Misi, Pasangan Erli Hasyim & Nurhayati Dinilai Berpeluang

“Kita harus menjadi orang yang bermanfaat. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Semoga workshop ini menjadi cahaya baru bagi para pejuang dan pendamping kanker di Aceh.”

“Pendampingan terhadap pasien kanker tidak hanya membutuhkan obat, tapi juga cinta, ilmu, dan kekuatan batin.”

Bahaya Kanker dan Pentingnya Deteksi Dini – Pemaparan dari YMKBI

Materi pertama dibawakan oleh Ike Purwantine, Amd., Keb., Kepala Cabang YMKBI (Yayasan Melawan Kanker Bersama Indonesia). Dalam paparannya, ia mengangkat fakta mencengangkan dari data WHO tahun 2024, bahwa:

  • Setiap tahun, lebih dari 660.000 kasus baru kanker serviks terjadi di seluruh dunia.
  • Sekitar 350.000 perempuan meninggal akibat kanker serviks tiap tahunnya, mayoritas di negara berkembang.

Ike juga menyoroti meningkatnya kasus kanker paru-paru dan kanker payudara. Kanker paru merupakan penyebab kematian utama di antara semua jenis kanker, sementara kanker payudara menjadi jenis kanker paling umum yang menyerang perempuan di seluruh dunia.

Ia menekankan pentingnya deteksi dini melalui tahapan pemeriksaan medis seperti:

  • IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk kanker serviks — prosesnya hanya memakan waktu sekitar 10–15 menit dan dapat dilakukan di puskesmas.
  • Papsmear untuk deteksi kanker serviks lanjutan
  • Mamografi untuk kanker payudara
  • CT scan atau rontgen dada untuk mendeteksi kanker paru-paru

“Kanker tidak menunggu kesiapan kita. Maka lebih baik mencegah dari pada mengobati. Lakukan deteksi dini, edukasi keluarga, dan jangan abaikan gejala sekecil apapun,” ujar Ike.

Ia juga mengajak peserta untuk menjaga pola hidup sehat dengan cara:

  • Menghindari konsumsi makanan ultra-proses dan tinggi lemak jenuh
  • Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
  • Rutin berolahraga dan menjaga berat badan ideal
  • Menghindari rokok dan paparan asap rokok
  • Menjaga kestabilan emosi dan mengelola stres

“Mencegah kanker itu dimulai dari pola makan, pola pikir, dan pola hidup. Tubuh kita punya kemampuan luar biasa untuk melindungi diri — jika kita menjaganya.”

BACA JUGA  Pemerintah Simeulue Wacanakan Pemeriksaan ASN, Marwan: Netralitas Dewan Etik Perlu Dipertanyakan

Materi yang ia sampaikan menggugah peserta untuk tidak hanya menjadi pendamping, tetapi juga pelindung pertama dalam keluarga mereka masing-masing.

Momen Haru dan Refleksi Diri – Mindsetting Bersama Dharmayanti

Materi kedua yang disampaikan oleh Dharmayanti, Direktur Eksekutif MBA Academy, mengusung pendekatan psikologis dan spiritual. Dengan metode interaktif, ia mengajak peserta menuliskan keinginan terdalam mereka di secarik kertas.

Momen paling mengharukan muncul saat Ibu Cut, salah satu peserta dengan mata berkaca-kaca. Suaranya bergetar saat menyampaikan impian tulusnya:

“Saya ingin punya uang 100 miliar. Saya ingin sekolahkan anak saya sampai tuntas. Alhamdulillah, anak saya sudah lulus di Universitas Indonesia. Tahun 2026 kami ingin umrah sekeluarga. Saya juga ingin menikahkan anak saya dengan khanduri yang membahagiakan banyak orang… dan saya ingin semua keluarga saya sehat, lahir dan batin…”

Tangis tertahan di wajah para peserta, dan keheningan yang penuh empati menyelimuti ruangan. Tak sedikit yang menyeka air mata. Momen itu menjadi simbol kekuatan cinta seorang ibu dan harapan yang tak pernah padam.

Selanjutnya, Ibu Azizah menyampaikan keinginannya memiliki 1 miliar rupiah untuk membuka usaha, serta menunaikan umrah bersama keluarga. Ia menutup harapannya dengan kalimat sederhana tapi dalam:

“Saya hanya ingin sehat, dan melihat keluarga saya juga sehat… dan semoga kita semua diberikan kesehatan pula.”

Miss Dharmayanti kemudian menyampaikan filosofi penting:

“Kita tidak bisa menyamaratakan impian. Tidak semua orang butuh uang miliaran. Ada yang hanya ingin sembuh. Ada yang hanya ingin damai. Maka terimalah perbedaan itu.”

Berpikir di Luar Kotak, Menemukan Solusi dari Hal Sederhana

Dengan analogi ringan namun bermakna, Miss Dharmayanti menunjukkan bahwa sebuah penjepit kertas bisa dijadikan alat serbaguna: sebagai penyangga masker, pembuka kartu ponsel, hingga alat bantu kesehatan darurat (seperti yang pernah viral sebagai penyangga jarum infus). Pesan yang ia sampaikan sangat kuat:

BACA JUGA  Pemkab Aceh Besar Gelar Rapat TPPS

“Ketika kita ada masalah, jangan hanya fokus pada satu sisi. Keluar sebentar dari ruang keluh, dan lihatlah solusi. Fokuslah pada perbaikan, bukan alasan.”

Ia juga menyoroti perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi tekanan. Me time laki-laki, katanya, sering kali hanya ingin duduk diam di warung kopi. Sedangkan perempuan ingin didengarkan. Pesan penting untuk pasangan agar saling memahami dan tidak saling menuntut saat menghadapi stres.

“Kita sakit, tapi kita tetap bisa berjalan dalam kesakitan itu untuk jadi lebih baik. Jangan menyerah. Kalau lelah, bukan berhenti… tapi istirahat sebentar, lalu lanjutkan.”

Workshop yang Tak Hanya Memberi Ilmu, Tapi Menyalakan Semangat Hidup

Dibuka secara resmi oleh pemerintah daerah namun sepenuhnya diselenggarakan oleh MBA Academy dan YMKBI, workshop ini menyuguhkan ilmu, inspirasi, dan energi baru bagi peserta. Tersedia juga tes kesehatan gratis, snack, souvenir untuk peserta pendaftaran tercepat, serta sesi networking penuh kehangatan antar komunitas.

Dipandu oleh moderator Resa Riska Novia Wirda, kegiatan ini sukses menjadi ruang refleksi, belajar, dan berbagi. Para peserta pulang tidak hanya membawa catatan materi, tapi juga semangat hidup yang menyala kembali.

Penutup: Dari Workshop Menuju Arah Baru Kehidupan

Workshop “Edukasi & Motivasi” ini membuktikan bahwa pendampingan terhadap pasien kanker tidak hanya membutuhkan obat, tapi juga cinta, ilmu, dan kekuatan batin. Namun tak berhenti di sana, workshop ini juga menjadi oase semangat dan inspirasi bagi pengidap kanker dan pasien kanker yang hadir langsung dan turut berbagi harapan serta kekuatan.

Seperti yang diucapkan Dr. Muslem:

“Jangan pernah pesimis. Kita tidak tahu, mungkin saat kita mulai yakin, Allah sedang menyiapkan kesembuhan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *